Sunday, January 16, 2011

Episode :16 (season 3)

Pentingnya Doa
 
 
Sejak alam
barzah, manusia sudah didesain oleh Sang Pencipta sebagai makhluk yang
mengakui adanya Allah Yang Maha Kuasa. (Q/7:172).
 
Oleh kerana itu naluri
manusia cenderung mencari perlindungan kepada Yang Maha Kuat, terutama
ketika sedang merasa terancam. Bukan hanya orang beragama, orang tidak
percaya Tuhan-pun ketika melepas prajuritnya ke medan perang, mereka
mengucapkan Semoga kalian menang. Kalimat semoga adalah ungkapan
religius, ungkapan doa, yakni mengharap campur tangan kekuatan gaib yang
diyakini lebih besar dibanding kekuatan manusia.
 
 
Dalam
perspektif way of life seorang muslim, kehadiran manusia di muka bumi
diberi status sebagai khalifah Allah, sebagai wakil Allah yang diberi
amanat untuk menegakkan kebenaran dalam kehidupan manusia untuk mencapai
rida Allah sebagai tujuan hidupnya. Untuk mencapai tujuan itu manusia
diberi alat hidup, yaitu dirinya, fisik maupun psikis, dan harta atau
alam yang memang disediakan Allah sebagai fasilitas. 
 
Dengan
potensi itu manusia menjadi makhluk yang  paling besar peluangnya untuk
menjadi yang terhebat di muka bumi. Akan tetapi di sisi lain, manusia
juga diberi status oleh Allah sebagai `abdun, sebagai hamba, yang
memiliki serba keterbatasan, dan Allah tidaklah menciptakan manusia
kecuali agar mereka mengakui dirinya sebagai `abdun, yang harus meng
abdi, atau beribadah, menyembah kepada Sang Pencipta (Q/51:56).
 
 
 
Inilah
status kembar manusia di hadapan Allah. Di satu sisi manusia adalah
besar, memiliki tanggung jawab dan kewenangan yang besar, karena menjadi
wakil dari Allah yang Maha Besar. Di sisi lain manusia adalah kecil,
karena ia tak lebih hanyalah seorang hamba yang lemah, terbatas dan
hidupnya sangat bergantung kepada berbagai faktor. Manusia akan menjadi
kuat apabila ia menempel kepada kekuasaan Allah Yang Maha Kuat.
 
 
Itulah
sebabnya kita selalu berkata bahwa tiada daya dan kekuatan yang efektif
tanpa seizin Allah yang Maha Agung, La haula wala quwwata illa billah
al `Aliyy al `Azim. Sebaliknya manusia akan diperdaya dan dipermainkan
oleh perbuatan sendiri yang menipu, jika ia jauh dari rida dan rahmat
Allah. Allah akan mengangkat martabat manusia yang rendah hati, dan akan
menjatuhkan ke dalam kehinaan terhadap manusia yang menyombongkan diri.
Di sinilah medan seni antara usaha dan doa.
 
Di satu sisi, Al Qur’an
banyak sekali memerintahkan manusia agar bekerja dan berusaha, tetapi di
sisi lain Al Qur’an juga memerintahkan agar orang bertawakal (berpasrah
diri kepada Allah) atas hasil dari pekerjaan dan usahanya. Disamping
menyuruh bekerja, Al Qur’an juga menyuruh untuk berdoa kepada Allah,
disertai jaminan bahwa Allah akan mengabulkan doa manusia (Q/40:60),
karena Allah memang mendengarkan doa-doa hambaNya (Q/14:39). Kata Nabi,
doa adalah sumsumnya ibadah ad du’a mukh-khul `ibadah.
 
Wassalam.

No comments:

Post a Comment